Rabu, 09 Mei 2012

Layanan PAUD Baru Jangkau 15 Juta Anak

Layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) baru mampu menjangkau 15 juta anak usia dini. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Ditjen PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Lydia Freyani Hawadiadahal, jumlah anak usia dini di Indonesia mencapai dari 30 juta orang.

"Setengah lainnya (15 juta anak-red) yang belum bisa mengakses pendidikan menjadi pekerjaan rumah di pemerintah pusat dan daerah," kata Lydia di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan tidak mudah untuk mencapai target angka partisipasi kasar PAUD 75 persen pada 2015.

Perhatian terhadap layanan anak usia dini menjadi penting karena generasi anak usia dini sekarang akan berperan pada 20 tahun mendatang ketika Indonesia berusia 100 tahun. Menurut dia, peringatan hari pendidikan nasional tahun ini mengangkat tema "bangkitnya generasi emas", tujuannya agar akses pendidikan anak usia dini menjadi perhatian utama khususnya di daerah-daerah.

"Saya berharap generasi emas ini jadi perhatian utama kepala daerah," katanya. Namun, untuk mewujudkannya diakui Lydia tidak mudah. Semua itu membutuhkan sarana dan prasarana memadai bagi pendidikan anak usia dini. Permasalahan guru PAUD juga menjadi kendala tersendiri.

"Guru PAUD yang sudah S1 saat ini belum banyak. Sementara pengasuh untuk tempat penitipan anak dan pembimbing di kelompok bermain umumnya hanya berijazah SMA. Padahal untuk pengasuh dan pembimbing harus ditambah dengan pendidikan PAUD tingkat dasar minimal," kata Lydia.

Karena itu, untuk menuntaskan pemberian pendidikan tersebut diperlukan juga peran serta masyarakat. "Pemerintah pusat hanya bisa membantu dengan memberi dana rintisan senilai Rp25 juta kepada masyarakat yang membuka layanan PAUD," katanya. Perguruan tinggi juga dimntakan membuka program studi PAUD untuk menghasilkan guru yang dibutuhkan.

Selasa, 01 Mei 2012

Hari Ini Buruh Turun ke Jalan Tuntut Penghapusan sistem Outsourcing

Buruh dari berbagai perusahaan di Surabaya dan Jawa Timur akan turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau Mayday. Buruh menolak sistem outsourcing.

Di Kota Surabaya, buruh dari gabungan empat elemen tersebut rencananya akan mendatangi beberapa obyek sentral pemerintahan propinsi.

Sasaran buruh antara lain Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan, DPRD Propinsi Surabaya, Balaikota Surabaya, Kantor Disnaker Propinsi dan Kota Surabaya serta Polrestabes Surabaya dan Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani.

Elemen buruh yang ikut turun ke jalan yakni, DPW dan DPD Serikat Buruh Jatim dan Kota Surabaya, Aliansi Buruh Jatim, Solidaritas Pekerja/ Buruh, DPC SP/SB Konfederasi SPSI, DPC SP/SB Sekretariat Bersama, DPC SPBI Komite Wilayah, Karyawan PT MBM, DPD Serikat Pekerja Nasional Jatim, SARBUMUSI, SPSI, SPN Kodya, Gabungan LMND, GMNI, PMKRI, GMKI, SMART, IMM dan FORBAS.

"Massa buruh nanti rencananya menyebar ke beberapa titik sentral pemerintahan," kata AKBP H Suhartoyo saat dihubungi detiksurabaya.com, Selasa (1/5/2012).

Untuk mengantisipasi penyusupan provokator, Kasubbid Penmas Polda Jatim, polisi akan melakukan sistem pengamanan terbuka dan tertutup.

"Pengamanan tertutup oleh Serse dan tim intelijen untuk menangkap provokator," tutrnya.

Total, lanjutnya, sekitar 2/3 personil polisi dari jajaran Polda Jatim disiagakan. Petugas polisi berjumlah sekitar 17.825 personil.

Tidak hanya di Surabaya, aksi unjuk rasa kaum buruh rencananya juga akan terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur. Seperti 3 elemen di Mojokerto, 9 elemen di Malang, 5 elemen di Jember, 3 elemen di Gresik dan Pasuruan serta 1 elemen di Sidoarjo dan Jombang.

TUBAN Portal & News | Kota Tuban Dot Com

Infotainment

detikcom